Friday, March 20, 2009

Pendekatan Regulatori Dalam Formulasi Teori Akuntansi

SIFAT-SIFAT STANDAR AKUNTANSI
Standar menyajikan petunjuk yang praktis dan mudah yang terkait dengan tugas-tugas akuntan. Standar biasanya terdiri dari 3 bagian: (1) uraian masalah yang harus diatasi, (2) pembahasan dengan penalaran, dan (3) keputusan atau teori, solusi ditetapkan. Ada sejumlah pertimbangan dalam penetapan standar yang harus diperhatikan:
1. Standar menyajikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah perusahaan bagi seluruh pengguna informasi,
2. Standar menyajikan petunjuk dan aturan tindakan bagi akuntan public yang memungkinkan pengujian secara hati-hati (due care) dan independent saat menggunakan keahlian dan integritasnya dalam mengaudit laporan perusahaan, serta saat membuktikan kewajarannya.
3. Standar menyajikan kumpulan data bagi pemerintah tentang berbagai variable yang patut dipertimbangkan dalam bidang perpajakan, regulasi perusahaan, perencanaan serta regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi serta tujuannya social lainnya.
Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi.

TUJUAN PENYUSUNAN STANDAR
Pembuatan suatu standar mungkin dapat bermanfaat bagi suatu pihak, namu dapat juga merugikan pihak lain. Pilihan ini mendorong penyusun standar mengadopsi proses politis dalam rangka memperoleh akomodasi. Dalam menyusun standar, ada 2 pendekatan yang muncul: Pertama, pendekatan penyajian kebenaran di mana menginginkan laporan yang netral dan berusaha mencapai penyajian yang benar melalui proses penyusunan standar, dan kedua pendekatan konsekuensi ekonomik, yang menekankan pada penggunaan standar dengan konsekuensi ekonmi yang baik konsekuensi ekonomi yang buruk.




ENTITAS YANG MENARUH PERHATIAN PADA STANDAR AKUNTANSI
1. Kantor-kantor Akuntan Publik dan Individu
Kantor akuntan public dan individu bertanggungjawab untuk secara independent menyatakan bahwa laporan keuangan suatu perusahaan disajikan secara wajar dan akurat seluruh hasil aktivitasnya. Tugas akuntan public umumnya mencakup pengauditan, akuntansi, dan layanan untuk mengarahkan penyusunan system pencatatan data yang dapat diandalkan, memeriksa system secara periodic untuk menjamin efektivitasnya, menyiapkan laporan keuangan dengan informasi yang akurat dan menyatakan keakuratannya.

2. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
AICPA merupakan organisasi profesi yang mengkoordinasi praktik para akuntan public bersertifikat (CPA) di Amerika. Lembaga ini memiliki dua komite teknis senior yang mempunyai peran penting-Accounting Standards Executive Committee (AcSec) dan Auditing Standards Committee (AuSec)- yang diberi wewenang untuk mewakili AICPA dalam menanggapi masalah-masalah akuntansi keuangan dan biaya serta masalah pengauditan. Komite ini mengeluarkan Statement of Position (SOPs) untuk menanggapi setiap isu akuntansi. Tahun 1959, AICPA membentuk lembaga baru, yaitu Accounting Principles Board (APB) untuk mempercepat penyajian secara tertulis tentang apa yang dimaksudkan dengan prinsip-prinsip akuntansi berterima umum.

3. American Accounting Association (AAA)
AAA merupakan organisasi untuk pera akuntan dari bidang akademik maupun individu yang tertarik dengan perbaikan praktik dan teori akuntansi. Pada prakteknya, AAA melakukan aktivitas melalui komite-komite khusus yang bertugas untuk menyajikan kerangka laporan keuangan perusahaan. Upaya-upaya ini yang mencapai berbagai tingkat keberhasilan terdiri dari studi-studi berikut ini:
a. A Tentative of Accounting Principles Underlying Corporate Financial Statements
b. An Introduction to Corporate Accounting Standards
c. An Inquiry into Nature of Accounting
d. A Statement of Basic Accounting Theory
e. A Statement on Accounting Theory and Theory Acceptance.

4. Financial Accounting Standard Board (FASB)
FASB menggantikan APB pada tahun 1973 sebagai badan yang bertanggungjawab untuk menetapkan standar akuntansi. FASB merupakan badan yang bersifat otoritatif, independent dengan tugas menetapkan dan meningkatkan standar laporan dan akuntansi keuangan, sehingga standar-standar tersebut menaruh perhatian utama pada pencatatan informasi tentang kejadian ekonomi dan transaksi melalui cara yang berarti dalam laporan keuangan. Keanggotaan FASB, empat berasal dari praktik public dan tiga berasal dari pihak-pihak terkait dengan akuntansi (pemerintah, industri, dan pendidik).
Hubungan antara profesi akuntan dengan FASB diklarifikasikan dengan Rule 203 of the AICPA’s Code of Professional Ethics yang menyatakan bahwa setiap anggota AICPA tidak boleh menyajikan opini bahwa laporan keuangan yang disajikan sesuai prinsip-prinsip akuntansi berterima umum, apabila laporan tersebut menyimpang dari Pernyataan FASB atau interpretasinya, auat dari Opini dan ARB, kecuali dapat menunjukkan bahwa karena situasi yang tidak seperti biasanya, menyebabkan laporan keuangan dapat menyesatkan.

5. Securities and Exchange Commission (SEC)
SEC dibentuk oleh Kongres pada tahun 1934 dengan tanggungjawab utama mengangani administrasi berbagai ketentuan yang meregulasi pasar saham dan menjamin laporan serta pengungkapan yang memadai dari setiap perusahaan di Amerika. Walaupum SEC mempunyai kekuasaan untuk meregulasi praktik dan pengungkapan akuntansi, secara umum SEC tetap mengandalkan profesi akuntansi dan menggunakan kekuasaannya untuk memberikan batasan-batasan serta melakukan hak veto. SEC mendukung FASB dengan sejumlah syarat bahwa SEC tidak mendelegasikan setiap wewenang atau mengabaikan hak untuk menolak, mengubah, atau menunda pengumuman FASB melalui prosedur yang telah diregulasi.

6. Organisasi Profesi Lainnya

7. Para Pengguna Laporan Keuangan
Pengguna langsung meliputi: pemilik dan pemegang saham, pemberi pinjaman (kreditor) dan pemasok, manajemen perusahaan, dinas perpajakan, organisasi pekerja, dan pelanggan. Pengguna tidak langsung meliputi: analisis dan konsultan keuangan, pasar saham, pengacara, otoritas yang terkait dengan regulasi, kalangan berita keuangan dan agen-agen penyaji laporan, asosiasi dagang, serikat pekerja, competitor, masyakarat umum, departemen pemerintahan lainnya.

SIAPA YANG SEHARUSNYA MENYUSUN STANDAR AKUNTANSI
1. Teori-teori Regulasi
Regulasi umumnya diasumsikan akan diterima oleh industri terkait dan didesain serta dioperasikan dengan tujuan utama memperoleh keuntungan. Ada 2 kategori utama tentang regulasi industri:
a. Teori Kepentingan Umum, menyatakan bahwa regulasi disajikan untuk menanggapi permintaan public akan koreksi terhadap ketidakefisienan atau ketidaklayakan harga pasar.
b. Teori Kepentingan Kelompok atau Teori Perebutan, menyatakan bahwa regulasi disajikan untuk menanggapi permintaan kelompok tertentu dengan tujuan untuk memaksimalkan income anggotanya. Versi utama teori ini adalah The political Ruling-elite theory of Regulation yang menekankan pada kekuatan politik untuk mendapatkan pengendalian regulator dan The Economic Theory of Regulation yang menekankan pada kekuatan ekonomi.

2. Haruskah Kita Mergulasi Akuntansi?
Pihak yang tidak menginginkan regulasi menggunakan teori agensi dalam mempertanyakan, mengapa harus ada insentif untuk pembuatan laporanyang andal dan sukarela bagi pemilik. Pihak yang menginginkan regulasi menggunakan argumentansi kepentingan umum. Saat perdebatan tentang manfaat dan keterbatasab regulasi berlanjut, standar akuntansi merupakan realita dalam lingkungan akuntansi. Keunggulan dan keterbatasan berbagai penyusunan standar – baik regulatori maupun nonregulatori – dapat dinilai sebagai suatu cara untuk meningkatkan proses.
3. Pendekatan Pasar Bebas
Pendekatan pasar bebas dalam menghasilkan standar akuntansi dimulai dari asumsi dasar bahwa informasi akuntansi merupakan sebuah produk yang bersifat ekonomis, sama seperti barang atau jasa lainnya. Atas dasar itu, informasi akuntansi merupakan subjek kekuatan permintaan penggunaan dan disediakan oleh para penyaji. Namun, ada kegagalan pasar baik secara eksplisit maupun implicit dalam pasar informasi swasta:
-informasi yang bersifat monopoli oleh manajemen, investor yang naïf, ketakutan akan kegagalan gunsional, penyimpangan perhitungan, keanekaragaman prosedur, dan kurangnya objektivitas.
4. Regulasi Sektor Swasta tentang Standar Akuntansi
Pendekatan sector swasta dalam regulasi standar akuntasi menggunakan asumsi dasar bahwa kepentingan public terhadap akuntansi akan terlayani dengan baik apabila penyusunan standar diserahkan kepada sector swasta.
Pendukung pendekatan ini menggunakan argument:
- FASB terlihat responsive terhadap berbagai konstituen
- FASB tampak mampu menarik, sebagai anggota atau staf, orang-orang yang memiliki pengetahuan teknis yang diperlukan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan system pengukuran dan pengungkapan alternative.
- FASB terlihat sukses dalam memperoleh tanggapan dari berbagai konstituensinya dan dalam menanggapi sejumlah masukan.
Penentang pendekatan ini menggunakan argument:
- FASB tidak memiliki kewenangan statutory dan kekuatan untuk memaksakan aturan yang dibuatnya, serta menghadapi tantangan penolakan oleh Kongres maupun oleh lembaga pemerintah lainnya
- FASB sering dituduh tidak independent dan konstituennya yang besar, kantor akuntan public, dan korporasi
- FASB sering dituduh lamban dalam menanggapi isu-isu utama yang krusial bagi sejumlah konstituennya.
5. Regulasi Sektor Publik tentang Standar Akuntansi
Pendukung regulasi standar akuntansi oleh sector public menggunakan argument:
- Secara umum sudah diketahui bahwa proses inovasi dalam akuntansi didasarkan pada peran lembaga pemerintahan, seperti SEC yang disebut pengganggu yang kreatif
- Diyakini bahwa struktur regulasi pasar saham yang ditetapkan melalui Securities of 1933 dan 1934 membagi perlindungan bagi para investor terhadap berbagai ancaman
- SEC dimotivasi oleh keinginan untuk menyajikan tingkat pengungkapan kepada public yang dianggap perlu dan memadai dalam pembuatan keputusan
- Tidak seperti FASB, SEC mempunyai legitimasi yang lebih besar melalui kewenangan statutory yang lebih jelas
- Sejumlah tuntutan agar sector public menjadi pengawas dan pengendali muncul di saat tujuan bertentangan dengan kepentingan umum.
Penentang pendekatan ini menggunakan argument:
- Diperlukan biaya yang besar untuk memenuhi ketentuan pemerintah dalam penyajian informasi
- Beberapa orang beragumen bahwa para birokrat mempunyai kecenderungan untuk memaksimalkan total anggaran biro mereka.
- Akan timbul kondisi yang berbahaya apabila penyusunan standar semakin bersifat politis
- Beberapa kalangan mempertanyakan tentag perlunya system pemerintahan yang didukung kekuatan kepolisian.

LEGITIMASI PROSES PENYUSUNAN STANDAR
1. Prognosis Pesimistik
Legitimasi proses penyusunan standar kadang-kadang dihubungkan dengan kemampuannya untuk menghasilkan system akuntansi optimal, yakni sebuah system di mana keuntungan yang diharapkan oleh pemakai strategi keputusan optimal, dapat lebih besar atau paling tidak sama dengan keuntungan yang diperoleh dari system lain. Implikasinya adalah tidak ada alternative penyajian laporan keuangan yang didasarkan pada aturan akuntansi yang lain yang dapat menyajikan manfaat lebih baik.
2. Prognosis Optimistik
Cushing telah memberikan prognosis optimistic tentang tanggung jawab prinsip akuntansi optimal dengan catatan bahwa asumsi heterogenitas pengguna ditinggalkan dan asumsi yang mendasari Arrow Paradox mengahadapi tantangan.

ACCOUNTING STANDARDS OVERLOAD
Accounting Standards Overload umumnya berhubungan dengan pertumbuhan standar akuntansi, yaitu: standar yang terlalu banyak, standar yang terlalu rumit, tidak ada standar yang kaku, standar bertujuan umum yang gagal dalam menyajikan perbedaan kebutuhan di antara para penyaji, pengguna, dan CPA, standar bertujuan umum yang gagal dalam menyajikan perbedaan antara entitas public dan nonpublic, laporan keuangan tahunan dan interim, perusahaan besar dan kecil, dan laporan keuangan auditan dan non-auditan, pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang terlalu kompleks.
1. Pengaruh Accounting Standard Overload
Akuntan dapat kehilangan orientasinya terhadap tugas yang sesungguhnya yang dibuat oleh manajer. Audit dapat menemui kegagalan, karena akuntan dapat kehilangan focus audit dan mungkin lupa untuk melakukan prosedur dasar audit. Banyaknya ketentuan akuntansi yang kompleks dapat menyebabkan ketidakpatuhan dunia bisnis terhadap ketentuan tersebut, tanpa persetujuan CPA.
2. Solusi Accounting Standard Overload
Penerbitan, dengan mempertimbangkan standar laporan yang ada, laporan keuangan yang disusun, ditinjau, dan diperiksa berdasarkan basis akuntansi komprehensif lainnya, termasuk laporan keuangan, berdasarkan pajak penghasilan, dapat mengurangi beban standar akuntansi yang terlalu berat untuk entitas kecil non publik.

Pendekatan Tradisional Dalam Perumusan Teori Akuntansi

SIFAT DASAR AKUNTANSI: BERBAGAI PANDANGAN
Akuntansi sebagai seni maupun sebagai aktivitas jasa dan secara tidak langsung menyatakan bahwa akuntansi mencakup sekumpulan teknik yang dianggap bermanfat untuk suatu bidang tertentu. The Handbook of Accounting mengidentifikasi berbagai bidang yang memanfaatkan akuntansi yaitu: laporan keuangan, penentuan dan perencanaan pajak, audit independent, system-sistem pemrosesan data dan informasi, akuntansi biaya dan manajemen, akuntansi pendapatan nasional, dan konsultasi manajemen.
Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam menguraikan perbedaan teori-teori akuntansi. Beberapa pandangan tersebut antara lain:
1. Akuntansi Sebagai Sebuah Ideologi
Akuntansi telah dipandang sebagai fenomena ideologis-sebagai sarana untuk mendukung dan melegitimasi tatanan social, ekonomi, dan politik saat ini. Akuntansi juga dipandang sebagai mitos, symbol, dan kegiatan ritual yang mengizinkan penciptaan suatu tatanan simbolis yang di dalamnya agen-agen social dapat saling berinteraksi. Kedua pandangan ini mewujud dalam pandangan umum bahwa akuntansi juga instrumen rasionalisasi ekonomi dan alat system kapitalisme (Weber).
2. Akuntansi Sebagai Sebuah Bahasa
Pengakuan akuntansi sebagai bahasa yang didasarkan pada identifikasi adanya dua komponen: (1) Simbol-simbol atau karakteristik leksikal suatu bahasa adalah unit-unit yang mengandung arti atau kata-kata yang dapat diidentifikasi dalam setiap bahasa dan (2) Tata Bahasa suatu bahasa mengacu pada susunan sintaksis yang terdapat dalam setiap bahasa. Dalam akuntansi, tata bahasa merujuk pada serangkaian prosedur umum yang digunakan dan diikuti dalam penyusunan seluruh data keuangan untuk keperluan bisnis.
3. Akuntansi Sebagai Catatan Peristiwa Yang Lalu
Akuntansi dipandang sebagai sebuah cara penyajian sejarah perusahaan data transaksi yang dilakukannya dengan pihak lain. Catatan akuntansi menyediakan pertanggungjawaban manajer atas sumber-sumber daya yang disediakan pemilik. Pengukuran konsep tanggungjawab telah dikembangkan dari waktu ke waktu. Periode pure custodial dan traditional custodial mengacu pada kepentingan agen mengembalikan sumber-sumber daya secara lengkap kepada principal yang menetapkan tugas-tugas minimal dalam melaksanakan tugas-tugas minimal dalam melaksanakan fungsi pemeliharaan. Periode asset-utilization mengacu pada kepentingan agen untuk menetapkan inisiatif pemakaian asset secara mendalam agar sesuai dengan rencana yang telah disepakati. Periode open-ended mengacu pada kemungkinan agen merencanakan aliran pemanfaatan asset.
4. Akuntansi Sebagai Realita Ekonomi Saat Ini
Argumen yang mendasarinya adalah bahwa baik neraca maupun laporan laba-rugi seharusnya didasarkan pada taksiran yang menggambarkan realitas ekonomi daripada kos histories.
5. Akuntansi Sebagai Sistem Informasi
Akuntansi sebagai proses yang menghubungkan sumber informasi atau transmitter (biasanya akuntan), saluran komunikasi, dan sekumpulan penerima (pengguna eksternal). Pandangan ini memberikan manfaat yang penting baik secara konseptual maupun secara empiris, (1) pandangan ini mengasumsikan bahwa system akuntansi merupakan satu-satunya system pengukuran formal dalam organisasi, (2) pandangan ini memunculkan kemungkinan desain system akuntansi yang optimal yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat.
6. Akuntansi Sebagai Sebagai Komoditas
Sebagai sebuah komoditas umum, akuntansi menjadi dasar ideal untuk pengaturan yang berdampak terhadap kebijakan umum dan memantau seluruh bentuk perjanjian antarorganisasi dengan lingkungannya.

PENYUSUNAN DAN PEMBUKUAN TEORI
Walaupun akuntansi merupakan sekumpulan teknik yang dapat digunakan dalam bidang spesifik, namun praktiknya dilakukan dalam kerangka konseptual implicit yang terdiri dari prinsip-prinsip dan praktik-praktik yang telah diterima oleh profesi, dikarenakan oleh kegunaan dan logika yang dikandungnya. Petunjuk yang disebut sebagai ‘prinsip-prinsio akuntansi berterima umum/PABU’ (Generally Accepted Accounting Principles/GAAP) ini mengarahkan profesi akuntansi dalam pemilihan teknik-teknik akuntansi dan dalam penyiapan laporan keuangan dengan suatu cara yang dianggap sebagai praktek terbaik. Teori seharusnya tunduk terhadap pengujian yang bersifat logis dan empiris untuk membuktikan keakuratannya. Jika suatu teori bersifat matematis, pembuktian sebaiknya diprediksi melalui konsistensi logis. Apabila teori didasarkan pada fenomena fisik atau social, pembuktiannya sebaiknya diprediksi melalui hubungan antara kejadian-kejadian dan observasi-observasi sesungguhnya yang digunakan untuk membuat kesimpulan. Suatu teori akuntansi seharusnya dapat menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi yang ada: saat sejumlah fenomena muncul, fenomena-fenomena tersebut diharapkan dapat membuktikan kebenaran teori tersebut.

SIFAT DASAR TEORI AKUNTANSI
Pada awalnya tidak ada teori akuntansi yang komprehensif. Banyak teori muncul karena dipakainya pendekatan-pendekatan yang berbeda dalam penyusunan teori akuntansi atau dari upaya pengembangan teori yang sudah ada sebelumnya dan bersifat setengah jadi (middle range), daripada melalui pengembangan suatu teori yang komprehensif.
Namun ada beberapa pencetus teori yang berpendapat sebaliknya. E.S Hendrikson mendefinisikan teori akuntansi sebagai sekumpulan prinsip-prinsip luas yang (1) menyajikan suatu kerangka acuan umum di mana praktek akuntansi dapat dinilai, dan (2) mengarahkan pengembangan praktek dan prosedur baru. McDonald berargumen bahwa akuntansi menggunakan penyajian secara simbolis atau symbol ‘debit’, ‘kredit’, dan semua terminology yang digunakan merupakan symbol yang pantas dan unik untuk bidang akuntansi; akuntansi menggunakan aturan penerjemahan, penyandian (penyajian kejadian dan transaksi ekonomi secara simbolis) merupakan suatu proses pengubahan ke dan dari symbol-simbol; dan akuntansi menggunakan aturan manipulasi, teknik-teknik untuk menetapkan profit sebaiknya didasarkan pada aturan untuk memanipulasi symbol-simbol akuntansi.

METODOLOGI-METODOLOGI FORMULASI TEORI AKUNTANSI
Suatu metodologi juga diperlukan dalam penyusunan teori akuntansi. Perbedaan opini, pendekatan, dan penilaian di antara praktik dan penelitian akuntansi menyebabkan munculnya dua metodologi: deskriptif, dan normative. Teori akuntansi deskriptif menggunakan metodologi secara tradisional dalam penyusunan teori akuntansi dan merupakan sebuah upaya untuk menilai apa yang terjadi melalui penyusunan praktek-praktek akuntansi sedangkan teori akunatansi normative merupakan sebuah upaya untuk menilai sejumlah praktek yang seharusnya dapat digunakan. Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Bussiness Enterprise (Paul Grady), Accounting Priciples Board (APB) Statement No 4 merupakan bentuk pendekatan deskriptif dalam akuntansi. A Statement of Basic Accounting Theory (American Accounting Association) merupakan bentuk pendekatan normative dari akuntansi.

PENDEKATAN-PENDEKATAN UNTUK FORMULASI SEBUAH
TEORI AKUNTANSI
Pendekatan tradisional untuk menyusun teori akuntansi antara lain:
1. Pendekatan Non-teoritis, berupa pendekatan pragmatis dan pendekatan otoriter. Pendekatan pragmatis terdiri dari penyusunan teori yang ditandai dengan penyesuaian terhadap praktik sesungguhnya, yang bermanfaat untuk memberi saran solusi praktis. Pendekatan otoriter dalam penyusunan teori akuntansi yang umumnya digunakan oleh organisasi profesi terdiri dari penyajian sejumlah peraturan praktik-praktik akuntansi.
2. Pendekatan Teoritis
a. Deduktif
Pendekatan ini dimulai dengan asumsi atau dalil dasar akuntansi dan konklusi logis yang diperoleh dari sejumlah prinsip akuntansi untuk menyajikan petunjuk dan dasar bagi pengembangan teknik-teknik akuntansi selanjutnya. Pendekatan ini bergerak dari kondisi yang bersifat umum (asumsi dasar tentang lingkungan akuntansi) ke kondisi spesifik (pertama, prinsip-prinsip akuntansi dan kedua teknik-teknik akuntansi).
b. Induktif
Pendekatan ini dimulai dengan serangkaian pengamatan terhadap informasi keuangan dari bisnis perusahaan dan selanjutnya akan diperoleh rumusan, gagasan, serta prinsip-prinsip akuntansi dan pengamatan tersebut dengan menggunakan dasar hubungan yang terjadi secara berulang. Argumentansi induktif dikatakan membawa keterangan-keterangan yang bersifat khusus (informasi yang menggambarkan hubungan berulang-ulang) ke suatu bentuk yang bersifat umum (dalil-dalil dan prinsip-prinsip akuntansi).
c. Etis
Bagian utama pendekatan etis terdiri dari konsep kewajaran (fairness), keadilan (justice), keseimbangan (equity), dan kebenaran (truth). Justice sebagai perlakuan yang seimbang terhadap seluruh pihak yang berkepentingan, truth sebagai pelaporan keuangan yang akurat dan benar tanpa adanya kesalahan interpretasi, dan fairness sebagai penyajian yang wajar, tidak bias, dan tidak memihak.
d. Sosiologis
Pendekatan ini menekankan pada akibat-akibat social yang ditimbulkan teknik-teknik akuntansi yang merupakan perluasan konsep kewajaran yang dinamakan social welfare (kesejahteraan social). Pendekatan ini mengasumsikan adanya nilai-nilai social yang mapan yang dapat digunakan sebagai criteria dalam penyusunan teori akuntansi.
e. Ekonomis
Pendekatan ini menekankan pada pengendalian perilaku indicator-indikator ekonomi makro, yang diakibatkan oleh berbagai praktek akuntansi. Criteria umum yang digunakan dalam pendekatan ekonomi makro adalah (1) kebijakan dan teknik akuntansi yang digunakan harus menyajikan realitas ekonomi dan (2) pemilihan teknik-teknik akuntansi harus bergantung pada konsekuensi ekonomik.
f. Ekletik
Pendekatan ini merupakan suatu hasil utama berbagai upaya individu dan profesi maupun organisasi pemerintahan dalam partisipasinya untuk menetapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam akuntansi.

Pelaporan dan Pengungkapan

Dengan adanya globalisasi, pasar modal semakin ramai dan memiliki posisi penting dalam perekonomian nasional. Investor perseorangan menjadi aktif dalam pasar tersebut. Akibatnya, pengungkapan public, perlindungan terhadap investor, nilai pemegang saham dan bentuk tata kelola perusahaan yang didorong oleh pasar saham semakin penting. Dengan demikian, meskipun praktek pengungkapan sangat berbeda-beda dari suatu Negara dengan Negara lain, perlahan mulai muncul kemiripan (konvergensi). Ratusan perusahaan telah meningkatkan pengungkapan dengan mengadopsi Standard Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) atau GAAP AS, mematuhi ketentuan pasar bursa efek dan badan regulator domestic dan luar negeri, dan memberikan respon terhadap berbagai permintaan informasi yang diajukan para investor dan analis.

PERKEMBANGAN PENGUNGKAPAN
Perkembangan system pengungkapan sangat berkaitan dengan perkembangan system akuntansi. Standard dan praktik pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, system hukum, ikatan politik dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan, budaya dan pengaruh lainnya. Di Negara-negara Anglo, pasar ekuitas menyediakan kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga sangat maju. Dampaknya, perlindungan terhadap investor sangat ditekankan dan investor institusional memainkan peranan yang sangat penting. Di beberapa Negara pasar yang berkembang, kepemilikan saham masih sangat terkonsentrasi dari bank (dan atau pemilik keluarga) secara tradisional menjadi sumber utama pembiayaan perusahaan. Bank-bank mendapat banyak informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas perusahaan. Pengungkapan public tidak terlalu maju di pasar-pasar ini dan perbedaan besar dalam jumlah informasi yang diberikan kepada pemegang saham besar dalam jumlah informasi yang diberikan kepada pemegang saham dan kreditor dengan yang diberikan kepada public masih diperbolehkan.
Beberapa studi menunjukkan bahwa pengungkapan dilakukan secara sukarela oleh manajer. Manfaat dari peningkatan pengungkapan adalah biaya transaksi yang lebih rendah dalam memperdagangkan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan, minat para analis keuangan dan investor terhadap perusahaan yang semakin besar, likuiditas saham yang meningkat, dan biaya modal yang lebih rendah. Manajer cenderung menunda pengungkapan berita yang negative, mengelola laporan keuangan untuk lebih menunjukkan wajah positif perusahaan dan menilai lebih kinerja dan prospek keuangan perusahaannya. Namun, sejumlah aturan dan peran pihak ketiga (auditor) memastikan bahwa manajer menerapkan kebijakan akuntansi yang memadai dan memberikan pengungkapan yang diwajibkan tepat waktu.
Perlindungan terhadap pemegang saham berbeda-beda dari satu Negara ke Negara lain. Negara China melarang insider trading (perdagangan yang melibatkan kelangan dalam). Hukum perlindungan terhadap pemegang saham republik Ceko dan Meksiko masih sangat dasar.

PRAKTIK PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN
Praktik pengungkapan merupakan respon manajer terhadap ketentuan pengungkapan yang dikeluarkan oleh badan regulator dan insentif yang mereka dapatkan jika menyediakan informasi kepada pengguna laporan keuangan secara sukarela. Pengungkapan informasi yang melihat masa depan dianggap sangat relevan dalam pasar ekuitas di seluruh dunia. Informasi yang melihat masa depan mencakup ramalan pendapatan, laba rugi persaham, pengeluaran modal dan pos keuangan lainnya, informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos periode fiscal dan proyeksi jumlah, dan laporan rencana manajemen dan tujuan operasi di masa depan. Pengungkapan segmen membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan. Pelaporan tanggung jawab social mengacu pada pengukuran dan komunikasi informasi mengenai pengaruh suatu perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan, masyarakat setempat dan lingkungannya. Juga, pelaporan keuangan bukan hanya untuk mengakomodasi pengguna domestic, melainkan juga pengguna nondomestik terutama pada perusahaan multinasional. pengungkapan khusus ini berkiblat pada GAAP AS atau IFRS. Pengungkapan dan pelaporan bisnis juga dapat dilakukan melalui internet, di mana semua pihak yang berkepentingan dapat mengakses informasi keuangan. Dengan menggunakan internet, investor perorangan juga dapat melakukan transaksi perdagangan dan membuat keputusan investasi dengan satu klik.