Friday, January 30, 2009

True Love

Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acaranya pernikahannya sungguh megah. Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan. Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh – sungguh saling mencintai.
Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, "Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan" katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.
"Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia.
Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikan mereka bersama.
Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing. Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya.
"Aku akan mulai duluan ya", kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman.
Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir. "Maaf, apakah aku harus berhenti?” tanyanya.
"Oh tidak, lanjutkan" jawab suaminya. Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja dan berkata dengan bahagia. “Sekarang gentian ya engkau yang membacakan daftarmu”.
Dengan suara perlahan suaminya berkata "Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang.
Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya, Ia menunduk dan menangis.
Pesan moral :
Cinta tak pernah memandang kekurangan orang yang kita sayangi dan kita cintai.
Cinta hanya akan membawa kebahagian dan saling berbagi untuk memahami kekurangan masing-masing. mencintai dengan apa adanya.
Cinta tak pernah menyakiti, yang sebenarnya adalah menambah kedewasaan dan cara berpikir kita untuk memandang hidup, sebagai kasih karunia Tuhan yang terbaik.

Monday, January 19, 2009

Pelajaran dari Blimbing Wuluh


Hari ini, Senin, 19 Januari 2009. Aku terbangun jam 05:20 dengan perasaan yang biasa saja. Setelah baca Mazmur 56-80 perasaanku tetap biasa saja. Gerimis terus menerus dan sesekali hujan deras,,hmm,.,sangat menyenangkan untuk meringkuk lagi di bawah bedcover strawberry. Tapi tiba2 a friend of mine-Rizal sms, mau mengembalikan buku Manajemen Pajak dan jaket. Well, finally I woke up.
He came and we got breakfast Nasi Kuning plus ayam bakar bumbu pedas di dekat Citroulli.
Then, we went to the traditional market-Pasar Demangan.

Rencananya, aku mau beli belimbing wuluh. Jika 1 sdm air blimbing wuluh ditambah sedikit garam, niscaya dapat melunturkan lemak2 di perut (dan sedikit mengkikis lambung tentunya:)) Menurut pengalaman, cara ini lebih efektif jika dibandingkan dengan membeli milkshake 300rb perkaleng yang hanya bisa dikonsumsi 2 minggu dan suplemen ratusan ribu untuk menurunkan berat badan. Tentu saja, kita tidak perlu menahan lapar, berpantang nyemil dan menghindari makanan berkarbohidrat.

Sesampainya di parkiran, aku menerima karcis parkir bernominal 1000 rupiah. A reasonable nominal I think, considering on that market is a public place with retribution determined by Pemda. Lalu kami masuk ke lorong-lorong gelap dan berbau sedikit anyir. Sesekali kami melihat sampah di tepi lorong dengan lalat-lalat berkerumun di atasnya.
"Taruhan deh, zal. Cuman kita yang berstatus mahasiswa yang datang kesini" ucapku tiba-tiba setelah melayangkan pandang ke seluruh sudut pasar. Memang benar, tidak ada manusia yang seumuran kami di tempat itu. Mahasiswa rata-rata tempat belanjanya di hypermarket, supermarket, minimarket, atau minimal toko2 setaraf Circle-K dan IndoMaret lah.
"Bu, wonten blimbing wuluh?" tanyaku kepada salah satu penjual.
"Teng mriki mboten wonten e. Cobi pojok kidul, panggenane sayur sayur"
Aq dan rizal semakin masuk ke dalam pasar. Setelah menyusuri beberapa menit, tibalah kami di kios sayur dengan seorang nenek sebagai penjualnya. Tubuhnya kecil dibalut kebaya hitam kembang-kembang, kulitnya keriput, kondenya berantakan.
"Mbah, wonten blimbing wuluh?"
"Wah, gari iki e, nok." penjual itu sambil mencari2 blimbing wuluh di tumpukan tomat dan cabe. "Nek sesuk, piye?"
"Butuhipun sakniki e, mbah" jawabku dengan bahasa Jawa gagu.
"Ana ne iki. Nek butuh e sesuk, takgopekke. Lha ini ya saka wit pekarangan." penjual itu akhirnya menemukan beberapa blimbing wuluh yang sudah agak layu dan menaruhnya di kertas pembungkus. "Wis, iki limang atus wae, nok"
Rizal mengeluarkan 500 rupiah dari kantongnya dan memberikannya kepada penjual itu.
Biaya parkir dan bensin untuk kesini saja lebih besar daripada harga blimbing wuluh itu sendiri, pikirku. 500 rupiah wae digoleki.
Bayangkan, betapa susahnya ia harus bangun pagi dan menyiapkan barang dagangannya, berapa kilometer harus ia tempuh untuk mencapai pasar itu, dan berapa rupiah laba yang ia dapatkan dari hasil penjualan. Sebandingkah apa yang dia dapatkan dengan apa yang dia korbankan? Logically, tidak sebanding. Betapa susahnya mencari serupiah ternyata.

Melihat diriku sendiri, betapa mudahnya aku meminta uang (sebenarnya enggak juga sih, tapi kalau dibandingkan dengan mbah penjual itu jauuuh lebih mudah), betapa banyaknya expense yang kuhabiskan selama bulan ini (untuk UKD Sadhar dan UPN, untuk Kijang yang bensinnya ngocooor trus kaya unta di padang gurun walaupun harga BBM turun 500 perak lagi, untuk beli ini itu), dan betapa beruntungnya aku.
Kadang kita lupa, betapa payahnya orang tua kita memeras keringat membanting tulang untuk mencukupi kebutuhan kita dan keluarga. Dan kadang kita tidak sadar, kita telah memperlakukan mereka kurang baik, kurang hormat, dan tidak sebagaimana mestinya.

Thursday, January 15, 2009

Makna Di Balik Tulisan Tangan

Pepatah mengatakan, tulisan tangan dapat mengetahui siapa Anda. Ya, memang banyak hal yang dapat diungkapkan dari tulisan tangan. Seorang graphologis atau ahli ilmu tulisan tangan mungkin saja berkata sesuatu hal tentang Anda - dan tak semuanya merupakan hal-hal yang menyenangkan.

Untuk memberikan gambaran pesan apa saja yang dapat diperoleh dari catatatan yang setiap kali tuliskan, ada 10 rahasia di balik tulisan tangan yang diambil dari rumus sang graphologis.
Berhati hatilah, ilmu membaca tulisan tangan sangat rumit untuk dapat diramu menjadi butir-butir yang bersifat universal. Maka ambilah catatan di bawah ini seperti anda menambahkan sedikit garam untuk melezatkan makanan (dan jangan terlalu berlebihan):

1. Apakah tulisan tangan Anda untuk huruf U dan W membentuk bulatan di bawah?
Apabila ya, maka Anda seorang yang sensitif dan mungkin berbakat seni.

2. Apakah tulisan Anda untuk huruf T, berupa garis horizontal memotong garis vertikal di tengah atau di atas?
Semakin rendah potongan garis horizontal di garis vertikal berarti Anda kurang memiliki ambisi untuk melakukan sesuatu hal.

3. Apakah Anda membuat lingkaran di atas pada ujung huruf C?
Jika ya, maka yang cocok bagi Anda adalah cuplikan lirik Carly Simon, "Anda sesorang yang sia-sia, tidak berguna".

4. Apakah tulisan huruf A dan O Anda sangat rapat?
Mungkinkah Anda sedang menyembunyikan sesuatu?

5. Apakah tulisan tangan pada huruf-huruf Anda selalu miring?
Apabila ya, maka hal ini sangat mengejutkan. Hanya 10 persen dari seluruh orang tidak konsisten menulis huruf miring - dibandingkan 70 hingga 80 persen terbiasa menulis secara tegak.

6. Apakah Anda terjebak menulis dengan banyak lingkaran-lingkaran dan tak pernah lurus, seperti kuku burung?
Hal ini juga suatu hal yang menakjubkan dari suatu peristiwa kriminal! Tulisan gaya ini timbul saat Anda menarik garis lurus dari atas ke bawah lalu Anda menambahkan lengkungan seperti kuku burung di ujungnya, seperti tulisan Anda saat menulis huruf y kecil.

7. Apakah tanda tangan Anda berbeda dengan tulisan tangan Anda pada umunya?
Bila ya, maka Anda sengaja membuat sesuatu yang berarti.

8. Apakah Anda selalu menghubungkan huruf (huruf sambung) di antara huruf-huruf yang tarikannya jatuh di bawah?
Apabila ya, mungkin Anda sesorang yang menderita sangat mendalam, seolah-olah sedang mendapat beban sangat berat di pundak Anda, bagaikan memegang dunia.

9. Apakah tulisan tangan Anda berantakan dan tidak teratur?
Santai sajalah, tak perlu merasa sangat tertekan apabila tulisan tangan Anda begitu jelek.

10. Apakah tulisan tangan pada huruf-huruf Anda sedikit tak beraturan?
Apabila tulisan Anda membesar di tengah dan sedikit ke atas atau ke bawah dari garis dasarnya, maka Anda bersifat kekanak-kanakan. Contohnya, seperti logo tulisan tangan Walt Disney.

The 7 Laws of Happiness

Berbagai prediksi mengiringi seluruh lapisan masyarakat dalam memasuki tahun 2009. Dampak buruk krisis membayangi dan melemahkan Anda untuk tetap bahagia menjalani tahun ini. Namun, pada dasarnya Anda masih dapat tetap berbahagia. Apa rahasianya? Arvan Pradiansyah merumuskan tujuh "makanan bergizi" yang harus terus-menerus diasup oleh pikiran manusia dalam bukunya The 7 Laws of Happiness.

Tiga "makanan" berkaitan dengan diri kita sendiri, tiga "makanan" berkaitan dengan hubungan kita dengan orang lain serta satu "makanan" lagi berkaitan dengan Tuhan. Tiga makanan pertama adalah patience atau kesabaran, gratefulness atau rasa syukur, dan simplicity atau sederhana. Tiga makanan kedua adalah love atau kasih, giving atau memberi, dan forgiving atau memaafkan. Satu makanan terakhir adalah surrender atau pasrah. Semuanya memengaruhi pikiran.

"Konsep kebahagiaan fokusnya di pikiran. Kita memasukkan makanan-makanan yang salah ke pikiran kita. Makanan biasa gampang kita lihat kita bisa lebih hati-hati memasukkan yang pantas ke mulut. Tapi kalau pikiran, kita sulit memilah-milahnya," ujar Arvan dalam talkshow mengenai bukunya di Gramedia Matraman, Jakarta Pusat, Sabtu (3/1).

Menurut Arvan, kekuatan terbesarnya adalah kemampuan kita memilih pikiran. Mengutip Steven R. Covey, Arvan menuliskan bahwa setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih respons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya. Namun, Arvan mengatakan dirinya melihat bahwa yang jauh lebih penting adalah kemampuan untuk memilih pikiran.

Untuk menghadapi suatu bagian perjalanan hidup yang dianggap buruk, sering kali pikiran-pikiran negatif yang lebih dulu muncul.

"Kita harusnya benar-benar memiliki kesadaran terlebih dulu apa yang akan kita pilih untuk bahagia. Kita harus sadar, meski ini memang abstrak," ujar Arvan.

Arvan mencontohkan dalam menghadapi atasan yang temperamental sering kali pilihan yang diambil adalah negatif seperti memilih untuk sakit hati. Padahal, jika berpikir lebih jernih kita dapat melihat bahwa kondisi atasan yang temperamental bisa melatih kesabaran, kasih, dan juga memaafkan si atasan.

Demikian juga dalam menghadapi krisis, rahasia bahagia bukan ditentukan oleh kondisi dan lingkungan sekitar. Rahasia bahagia ada di pikiran. "Bahagia itu menginginkan apa yang sudah kita dapatkan," tandas Arvan.

Sapardi Djoko Damono's

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada