Biaya mempunyai dua karakteristik utama, yaitu aliran atau penurunan aset atau kenaikan kewajiban dan berkaitan dengan operasi utama yang menerus. Rugi dibedakan dengan biaya karena timbul dari sumber yang secara tidak langsung berkaitan dengan operasi utama perusahaan. Rugi berasal dari transaksi, kegiatan atau sumber berupa kegiatan periferal, transfer non-timbal balik, penahanan aset, atau factor lingkungan.
Untuk mendapatkan laba periodic yang bermakna maka pendapatan yang diakui untuk suatu perioda harus ditandingkan (diasosiasi) dengan biaya yang dianggap telah menciptakan pendapatan tersebut. Penandingan yang tepat akan terjadi kalau terdapat asosiasi yang masuk akal antara pendapatan dan biaya. Penandingan harus didasarkan atas kelayakan ekonomik, bukan kelayakan fisis. Penandingan tidak dapat disamakan dengan pengkompensasian.
Kriteria pengakuan pendapatan adalah pemanfaatan dan kelenyapan. Biaya diakui bilamana manfaat ekonomik telah dikonsumsi dalam rangka penyerahan barang atau jasa untuk mendatangkan pendapatan atau bilamana manfaat ekonomik masa dating telah lenyap.
Biaya diukur dengan kos yang sebelumnya melekat pada asset. Biaya dapat dipandang sebagai bagian kos yang telah dihabiskan dalam rangka menciptakan pendapatan. Bagian kos yang terhabiskan dapat dihubungkan dengan pendapatan atas dasar hubungan sebab akibat, alokasi sistematik dan rasional, atau pengakuan segera.
Basis asosiasi atas dasar sebab akibat atau penandingan langsung atas dasar produk merupakan basis yang paling ideal. Akan tetapi, alas an kepraktisan dan ketaktersediaankanan (inventor ability) beberapa factor kos (administrative dan pemasaran) menjadikan akuntansi beralih ke panandingan tak langsung atau penandingan periode.
Dengan periode sebagai takaran, alokasi sistematik lebih menggambarkan kelayakan ekonomik daripada pembebanan langsung semua manfaat pada saat terjadinya atau daripada pendekatan tanpa alokasi sebagaimana dikemukakan Thomas. Namun demikian, alokasi bukan sarana untuk maratakan laba tahunan. Harus dibedakan antara tujuan perataan factor kos dalam periode interim (bulanan) untuk kepentingan internal dengan perataan laba antartahun untuk kepentingan eksternal.
Untuk penentuan kos produk yang tepat, alokasi internal merupakan kebutuhan (necessity). Alokasi kos bergabung atau bersama yang paling valid secara teoretis adalah alokasi dasar harga pasar relative. Alokasi ini sejalan dengan konsep upaya dan hasil homogenitas kos. Alokasi harus dilakukan karena bila suatu produk menghasilkan pendapatan, maka pendapatan tersebut jelas bukan tanpa kos (free cost).
Makna alokasi antarperioda sebenarnya adalah penundaan pembebanan kos yang merepresentasi manfaat ekonomik asset. Kos dapat ditangguhkan pembebanannya terhadap pendapatan kalau kos dapat dikaitkan secara cukup pasti dengan pendapatan masa dating. Kos dapat ditangguhkan pembebanannya kalau kos merupakan pengeluaran yang sah, merupakan pengeluaran yang umum (wajar atau normal), dapat dikaitkan secara cukup pasti dengan pendapatan atau kegiatan masa dating, dan terjadi berulang-ulang.
Alokasi bukan sarana penundaan rugi. Semua rugi yang nyata-nyata telah terjadi harus segera diakui tanpa harus memandang apakah rugi tersebut berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan. Pembebanan arbriter lebih valid dibandingkan penundaan pembebanan kos yang tidak lagi merepresentasi manfaat ekonomik. Keterlenyapan manfaat menjadi pemicu untuk mengakui segera kos sebagai biaya atau rugi. Bila biaya dipandang dalam arti luas, penandingan pendapatan dan biaya dapat didasarkan atas penandingan produk, perioda, dan arbriter.
Alokasi kos barang tersedia terjual menjadi sediaan dan kos barang terjual dengan metode MPKP adalah yang paling menggambarkan kegiatan operasi yang factual dan objektif. Oleh karena itu, metode ini adalah paling sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan eksternal.
Depresiasi merupakan bagian dari kos asset tetap yang dianggap telah menghasilkan pendapatan. Penyerapan kos asset secara sistematikdan rasional atas dasar pola penyerapan lebih menggambarkan operasi yang factual dan objektif dibandingkan dengan pembebanan langsung pada saat diperolehnya asset. Tersedianya beberapa metode depresiasi dimaksudkan untuk memberi keleluasaan bagi manajemen untuk menentukan pola penyerapan manfaat yang paling sesuai dengan kondisi yang melingkupi. Walaupun demikian, metode unit produksi adalah metode yang paling ideal.
Depresiasi merupakan biaya yang nyata bukan biaya hipotesis. Akuntansi depresiasi adalah proses alokasi sistematis dalam rangka penandingan biaya dan pendapatan. Akuntansi depresiasi bukan sarana akumulasi dana untuk penggantian asset tetap. Akumulasi depresiasi juga bukan sarana untuk pemulihan investasi. Akuntansi juga bukan merupakan proses penilaian untuk mengukur penurunan nilai asset melainkan bagian kos yang merepresentasi biaya dalam rangka mendatangkan pendapatan suatu perioda.
Konsep depresiasi juga berlaku untuk asset tak berwujud, sumber alam, dan tanah yang terbatas manfaat ekonomiknya. Goodwill dapat diinterpretasikan sebagai kempampuan melaba di atas normal, atribut spesifik yang dapat dipisahkan, atau akun penilaian induk. Kos organiasi harus segera diamortisasi manakala ada tanda-tanda penurunan dan penciutan yang berlangsung baik dalam laba, lingkup kegiatan, ataupun modal perusahaan.
No comments:
Post a Comment