Friday, May 1, 2009

Pendekatan Postif, Perataan Laba, dan Manajemen Laba

PARADIGMA INFORMASI / EKONOMI
Paradigma informasi / ekonomi mengambil pandangannya melaui berbagai disiplin ilmu,termasuk teori keputusan, teori permainan, teori informasi dan ekonomi. Beberapa dari model analitis yang diusulkan memasukkan model teori keputusan, model teori sindikat, model evaluasi informasi pengambil keputusan, model teori tim, dan model pengumuman permintaan.

PARADIGMA AGENSI-ANALITIS
Awal dari paradigma agensi analitis mengacu pada contoh yang disajikan dalam makalah seminar Coase, di mana ia pertama kali disebut sebagai hakekat perusahaan dan gabungan antara principal dan agen. Coase juga memberikan penekanan pada kontrak sukarela yang muncul antara berbagai pihak organisasi sebagai penyelesaian yan efisien terhadap berbagai konflik kepentingan. Paradigma ini kemudian mengalami perubahan dengan memandang perusahaan sebagai suatu “nexus (penghubungan) kontrak” dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Jensen dan Meckling bahwa perusahaan adalah “cerita fiksi legal yang berfungsi sebagai nexus dari serangkaian hubungan kontrak antara para individu.”

TEORI AKUNTANSI POSITIF
Tuntutan atas adanya pendekatan positif terhadap akuntansi terjadi ketika Jensen menyatakan bahwa pekembangan suatu teori akuntansi positif yang akan menjelaskan mengapa akuntansi seperti apa adanya dan mengapa akuntan melakukan apa yang mereka lakukan, dan apa pengaruh yang dimiliki fenomena terhadap penggunaan orang dan sumber daya.
Dorongan terbesar bagi pendekatan positif dalam akuntansi adalah untuk menjelaskan dan meramalkan pilihan standar manajemen melalui analisis atas biaya dan manfaat dari pengungkapan keuangan tertentu dalam hubungannya dengan berbagai individu dan pengalokasian sumber daya ekonomi.
Teori positif didasarkan pada adanya dalil bahwa manajer, pemegang saham, dan aparat pengatur/politisi adalah rasional dan bahwa mereka berusaha untuk memaksimalkan kegunaan mereka, yang secara langsung berhubungan dengan kompensasi mereka, dan oleh karena itu, kesejahteraan mereka pula.
Sebenarnya, ide utama dari pendekatan positif adalah untuk mengembangkan hipotesis atas factor-faktor yang mempengaruhi dunia praktik akuntansi dan untuk menguji validitas dari hipotesis ini secara empiris:
1. untuk meningkatkan keandalan dari peramalan berdasarkan atas pengamatan perataan serangkaian angka akuntansi sejalan dengan suatu kecenderungan yang dianggap terbaik atau normal oleh manajemen
2. untuk menurunkan tingkat ketidakpastian yang dihasilkan dari fluktuasi angka pendapatan secara umum dan penurunan resiko sistematis khususnya dengan menurunkan kovarian pengambilan perusahaan dengan pengembalian pasar.

EVALUASI PENDEKATAN POSITIF
Pendekatan positif melihat pada “mengapa” praktik akuntansi dan/atau teori akuntansi berkembang sebagaimana adanya dengan tujuan untuk menjelaskan dan/atau meramalkan peristiwa akuntansi. Karenanya, pendekatan postif berusaha untuk menentukan berbagai factor yang mungkin mempengaruhi factor nasional dalam bidang akuntansi. Pada dasarnya ia berusaha untuk menentukan suatu teori yang menjelaskan fenomena yang diamati.

HIPOTESIS PERATAAN LABA
Perataan laba dapat dipandang sebagai proses normalisasi laba yang disengaja guna meraih suatu tren ataupun tingkat yang diinginkan. Perataan dari laba yang dilaporkan dapat didefinisikan sebagai pengurangan atau fluktuasi yang disengaja terhadap beber apa tingkatan laba yang saat ini dianggap normal oleh perusahaan. Dengan pengertian ini, perataan mencerminkan suatu usaha dari manajemen perusahaan untuk menurunkan variasi yang abnormal dalam laba sejauh yang diizinkan oleh prinsip-prinsip akuntansi dan manajemen yang baik.
Di awal tahun 1953, Heyworth menyatakan bahwa motivasi di balik perataan termasuk meliputi perbaikan hubungan dengan kreditor, investor dan pekerja, sekaligus pula penurunan siklus bisnis melalui proses psikologi.
Model akrual pertama-tama melibatkan perhitungan total akrual. Untuk itu model akrual total disajikan terlebih dahulu, selanjutnya diikuti oleh model akrual pilihan.
a. Model Total Akrual
Ada 2 model yang umum dipergunakan untuk perhitungan akrual, yaitu pendekatan neraca dan pendekatan arus kas
b. Model Akrual Pilihan
Enam model akrual pilihan terpilih yang dipetimbangkan dalam literature. Model tersebut antara lain: Model De Angelo, Model Healy, Model Jones, Model Jones yang dimodifikasi, Model Industri, Model Kang dan Sivaramakhrisnan.

Terdapat cukup bukti yang menunjukkan bahwa para investor mempergunakan dengan benar informasi yang ada dalam memperkirakan kinerja laba di masa mendatang. Hal ini mencerminkan niat perbaikan para investor dalam laporan laba, dibandingkan dengan kemampuan laba dalam merangkum informasi yang memiliki nilai relevan.
Isu-isu dalam manajemen laba meliputi:
1. Adalah sangat mudah untuk menduga bahwa manajemen laba bertujuan untuk memenuhi harapan dari analisis keuangan atau manajemen (yang diwakili oleh peramalan laba oleh public).
2. Terdapat alasan yang baik untuk memiliki kecurigaan bahwa manajemen laba bertujuan untuk mempengaruhi kinerja harga jangka pendek dengan berbagai cara.
3. Manajemen laba berakhir dan dapat bertahan Karena informasi yang asimetris, suatu kondisi yang disebabkan oleh informasi yang diketahui oleh manajemen namun tidak ingin untuk mereka ungkapan. Persistensi ini adalah akibat dari dibatasinya komunikasi di mana para manajer tidak dapat membicarakan seluruh informasi pribadi mereka kecuali jika principal secara kontrak memberikan prakomitmen untuk tidak menggunakan informasi melawan para manajer.
4. Manajemen laba terjadi dalam konteks suatu kumpulan pelaporan yang fleksibel dan seperangkat kontrak tertentu yang menetukan pembagian aturan di antara pemegang kpentingan. Kedua set kontrak tersebut bersifat memiliki penyebab internal (endogenous) terhadap kepentingan.
5. Strategi perusahaan bagi manajemen laba mengikuti satu atau lebih dari tiga pendekatan.
6. Permainan laba atau lebih tepat sebagai permainan laporan laba triwulan mungkin menjadi alas an utama dalam manajemen laba
7. Manajemen laba merupakan suatu hasil usaha untuk melewati ambang batas
8. Manajemen laba dapat berasal dari hasil pemenuhan perjanjian dari kontrak kompensasi implicit
9. Manajemen laba tumbuh dari ancaman dua bentuk aturan-aturan industri yang spesifik dan aturan antitrust
10. Karena adanya kebutuhan akan subsidi dan perlindungan pemerintah sekaligus pula dengan adanya ketakutan akan investigasi antitrust atau konsekuensi politik lainnya, para manajer mungkin mencari jalan keluar dalam hal manajemen laba
11. Penilaian perusahaan secara umum diasumsikan menjadi salah satu sasaran manajemen laba
12. Laba negative secara tiba-tiba umumnya lebih merugikan daripada revisi ramalan negative.

STATUS AKUNTANSI YANG BERSIFAT PARADIGMA
Berdasarkan atas keunggulan dan kelemahan dari setiap pendekatan, kita dapat mengharapkan bahwa situasi akan mengarah pada suatu perdebatan yang membawa hasil dan suatu kesamaan teori akuntani. Pandangan ini dapat dikemukakan oleh siapa saja yang percaya bahwa kemajuan dalam akuntansi dapat dicapai melalui akumulasi ide dan evolusi
Jika akuntansi berada dalam tahap kritis, maka dimungkinkan untuk mengidentifikasi paradigma, yang saling bersaing. Dengan kata lain, akuntansi adalah suatu ilmu multiparadigma, dengan setiap paradigmanya saling terkait untuk meraih hegemoni dalam ilmu tersebut. Pendekatan sebuah rumus suatu teori akuntansi yang disajikan dalam bab pertama dihasilkan dari usaha setiap paradigma akuntansi untuk menyelesaikan pertanyaan akuntansi.

No comments: